Jumat, 14 Oktober 2011

Seleksi Benih

Kegiatan yang paling sulit dari rangkaian kegiat-an pemijahan adalah penyeleksian benih. Seleksi yang sembrono atau ceroboh akan mengakibatkan kita rugi, karena biaya makan yang banyak dan tenaga ekstra yang telah banyak tercurahkan hanya menghasilkan koi yang rendah mutunya.
Dewasa ini ada anggapan bahwa orang yang me-mijahkan koi selalu berharap menghasilkan koi yang bagus kualitasnya. Anggapan ini keliru sama sekali, sebab tidak sedikit dari mereka yang sudah ber-pengalaman mendapatkan benih koi yang keseluruh-annya jelek. Umumnya di antara mereka tidak mem-produksi secara masal, sebab produksi masal susah diurut asal-usulnya.
Asal-usul ini sangat perlu, ter-utama Jika akan mengawinkan koi dengan induknya. Dengan pemijahan berpasangan, induk akan mudah dicari sebab induk hanya seekor betina dan dua atau tiga ekor jantan yang gampang diingatnya. Mempro-duksi koi secara masal hanya akan menambah pekerjaan, karena seekor koi mampu menghasilkan anak hingga puluhan ribu ekor.
Kepadatan benih yang sangat tinggi cenderung membuat benih bersaing tempat dan makanan. Koi yang buruk dapat merusak koi yang mutunya bagus. Oleh karenanya perlu diadakan penyeleksian yang ketat.
Penyeleksian dilakukan ketika benih berumur 1 hingga 3 bulan, dan benih dipisahkan menurut besar dan jenisnya. Ada beberapa ekor koi yang umumnya tumbuh kelewat bongsor, sedangkan se-bagian lagi sangat lambat. Penyeleksian ini juga akan membantu koi yang pertumbuhannya lambat bisa tumbuh normal kembali.
Selama 1-3 bulan penyeleksian dilakukan seba-nyak 3 atau 4 kali. Seleksi yang pertama, dilakukan sekitar 2 minggu setelah menetas bagi Showa, 50 hari setelah menetas untuk Ogon, 60 hari untuk Kohaku dan Taisho-sanke. Benih yang di sotir ditan-dai dengan warna merah, putih, atau hitam saja. Biasanya dari jumlah benih yang menetas, sisanya yang bagus tinggal 10—20%.

Seleksi kedua dilakukan untuk menentukan pola warna dan kualitas secara keseluruhan. Setelah selesai seleksi akan makin sedikit benih yang masih tersisa, tapi yang jelas akan semakin ringan pekerjaan yang harus kita lakukan. Seleksi benih memang susah, dan hanya bisa dilakukan dengan benar dan serius oleh mereka yang sudah dekat dengan koi. Dan penglihatan yang tajam tetap diperlukan untuk mendapatkan benih-benih yang bagus kualitasnya. Secara umum benih-benih yang lolos seleksi akan memiliki ciri-ciri se-bagai berikut :

- Badan dan siripnya normal, tidak cacat.
- Warna badannya sudah nampak menonjol, se-suai dengan varietasnya.
- Warna putih, merah, hitam atau kuning nampak jernih tidak tercampur dengan warna lain.

Perawatan Benih

Benih-benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan ke kolam yang seminggu sebelum pelaksanaan pemijahan sudah dipersiapkan. Untuk menumbuhkan makanan alami bisa ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Kolam dikeringkan hingga dua hari di bawah terik matahari dan disemprot dengan pestisida agar binatang yang tidak dikehendaki mati. Pestisida yang dipakai Diphterex atau Nogos dengan dosis 0,5 - 1,0 ppm. Kemudian untuk menyediakan makanan bagi binatang renik, kita perlu memupuknya dengan kotoran ayam dan jerami. Supaya tidak berantakan, jerami ini ditindih dengan batu dan di-letakkan di sudut-sudut kolam. Banyaknya kotoran ayam kurang lebih Vh kg/m2. Pintu pemasukan hams diberi saringan.
Dalam beberapa hal, air yang terkena jerami akan berubah warna menjadi merah kecokelatan. Namun, dalam beberapa hari kemudian akan jernih kembali. Jika pemberian kotoran ayam dan jerami tepat, maka dalam beberapa hari kemudian akan tumbuh infusoria dan fitoplankton.
Pemberian yang terlalu banyak, biasanya akan memperlambat tum-buhnya, tapi lama juga habisnya. Sebaliknya Jika pupuk yang kita tabur terlalu sedikit, makanan alami ini akan cepat tumbuhnya dan cepat juga hilangnya. Setelah kurang lebih sepuluh hari daph-nia akan tumbuh Benih-benih koi sudah waktunya dimasukkan di dalam kolam ini.
Jika kita tidak bisa menumbuhkan makanan alami ini, terpaksalah kita memberi makan benih koi dengan makanan buatan seperti kuning telur yang direbus, tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan makanan tepung khusus untuk koi. Sangat penting untuk menjaga agar air tidak busuk oleh makanan buatan (tambahan) ini. Caranya dengan memasukkan air baru agar sisa makanan hanyut.

Penetasan Telur

Untuk bisa menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dalam air dan suhu air dijaga agar tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin penetasan akan berlangsung lebih lama, sedangkan jika terlalu tinggi maka telur bisa mati dan membusuk.
Supaya telur bisa terendam semua, rangkaian kakaban harus "ditenggelamkan" ke dalam kolam. Untuk itu kita bisa memakai ;asa gedebog pisang. Potong tiga buah gedebog pisang sepanjang 40 cm, lalu letakkan di atas rangkaian kakaban dengan dua ruas bambu sebagai alasnya. Supaya bisa stabil, gedebog tersebut diratakan pada salah satu sisinya.
Dalam tempo 2-3 hari biasanya telur sudah mulai menetas, dan paling lambat 2 hari kemudian, kakaban boleh diangkat dan dipindahkan ke tempat lain, karena semua telur sudah menetas. Kakaban harus digoyang-goyangkan dalam air dulu, agar tidak ada benih yang ikut terbawa. Kemudian kakaban dicuci bersih dan dijemur agar bisa dipakai lagi di lain kesempatan.
Karena benih koi umur seminggu masih lembut, umumnya orang menetaskan telur koi dalam hapa yaitu kantung yang bermata lembut yang biasa untuk menampung benih. Di dalam hapa, benih akan lebih mudah dikumpulkan dan tidak mudah hanyut.
Koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan makanan utama yang pertama. Selama itu mereka belum membutuhkan makanan dari luar karena toh alat-alat pencernaannya belum terbentuk sempurna. Dalam dua atau tiga hari kemudian, mereka sudah mulai berenang. Pada saat ini sudah waktunya bagi kita untuk menyedia-kan makanan bagi benih. Benih ini harus dipindah-kan ke kolam lain(kolam penebaran) yang banyak mengandung makanan alami.

Pelaksanaan Pemijahan

Induk dimasukkan sekitar jam 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dan diikuti induk jan-tan di belakangnya. Makin lama gerakan mereka makin seru, dan induk jantan akan mulai menempel-kan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur-nya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti dengan jantan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur betina yang terkena sperma jantan akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Sebaliknya ada sebagi-an telur yang jatuh ke dasar kolam, dan ini harus kita selamatkan nanti. Perkawinan akan selesai pada pagi harinya, dan induk harus segera dipindahkan dan diberi makan. Jika kita terlambat memindahkan induk, telur bisa dimakan oleh induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan. Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap mem-biarkan telur menetas di kolam pemijahan. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetas-an. Cara pertama rupanya lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam).